Langsung ke konten utama

BAB III ISD


1. Pertumbuhan individu
  • Pengertian pertumbuhan individu 
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions

  • Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
Perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.

3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
4.Faktor Natavistik
Faktor yang dibawa sejak lahir.
5. Faktor pendiri Emperistik dan Environmentalistik
Pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan
sedang dasar tidak berperan sama sekali.
6. Faktor pendiri konvengsi dan interaksionisme
– Konsepsi konvergensi yaitu menganggap pertumbuhan individu itu ditentukan
oleh dasar ( bakat ) dan lingkungan,
– Konsepsi Interaksionisme
Yang berbanding dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan     dapat menentukan individu.
2. Fungsi Keluarga

  • Pengertian Keluarga

acunit terkecil dari masyarakat yang tersusun atas kepala keluarga (berperan sebagai suami dan ayah) dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal bersama pada suatau tempat di bawah satu atap dalam kondisi yang saling membutuhkan / ketergantungan.
  • Macam-Macam fungsi Keluarga
  1. fungsi agama, "Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan. Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap anggota keluarganya". 
  2. fungsi kasih sayang, "Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota keluarga untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat".
  3. fungsi perlindungan, "Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman dan tentram. Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, hindari terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak".
  4. fungsi sosial budaya, "Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang berlaku di masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak bisa belajar bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua dan mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas dalam budayanya".
  5. fungsi reproduksi, "Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga".
  6. fungsi sosialisasi dan pendidikan, "Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang lain, yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses pendidikan untuk pertama kalinya diterima oleh anak,Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan efekti".
  7. fungsi ekonomi, "Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi keharmonisan keluarga. Karena itu, mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha akan membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial".
  8. fungsi pembinaan lingkungan, "Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan masyarakat secara umum,Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik, air bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya sedari dini, karena hanya dari alam lah kita dapat hidup,Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah. Karena itu, sebaiknya setiap pasangan baik yang berencana untuk menikah maupun yang sudah berumah tangga perlu menentukan visi dan misi keluarga,Visi dan misi tidak hanya menyangkut masalah keuangan, namun juga meliputi pembagian peran dalam keluarga, nilai-nilai yang dianut, maupun aturan yang harus ditaati,Dengan mengetahui fungsi keluarga sedini mungkin, setiap pasangan mampu mendapat gambaran riil peran mereka kelak saat berumah tangga. Pesta pernikahan, memiliki rumah, kendaraan, dan anak bukanlah esensi dari sebuah pernikahan, melainkan menjalankan kedelapan fungsi keluarga tadi.Jika sebuah keluarga tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tidak hanya anggota keluarga yang bersangkutan yang menjadi tidak bahagia, namun berimbas pula pada karakter generasi muda secara keseluruhan.Jadi, rencanakan dengan baik keluarga kita. Merencanakan jumlah anak juga merupakan salah satu caranya lho! Perencanaan yang matang memungkinkan kita dan pasangan untuk mengukur kemampuan mewujudkan keluarga bahagia".
sumber :https://skata.info/article/detail/191/8-fungsi-keluarga-yang-penting-untuk-dilakukan
3. Individu, keluarga dan masyarakat
  • Pengertian Keluarga
acunit terkecil dari masyarakat yang tersusun atas kepala keluarga (berperan sebagai suami dan ayah) dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal bersama pada suatau tempat di bawah satu atap dalam kondisi yang saling membutuhkan / ketergantungan.
  • Pengertian masyarakat 
adalah sekelompok orang dalam sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka yang sebagian besar interaksinya adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Secara abstrak, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan mata pencaharian utamanya. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan berbagai tipe masyarakat, seperti masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif (masyarakat peradaban). Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
  • golongan masyarakat 
Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.
Masyarakat Transisi
Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.
Ciri-ciri masyarakat transisi adalah : adanya pergeseran dalam bidang pekerjaan, adanya pergeseran pada tingkat pendidikan, mengalami perubahan ke arah kemajuan, masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan zaman, tingkat mobilitas masyarakat tinggi dan biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.
  • perbedaan masyarakat industri dan non industri
Masyarakat Non Industri

a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa disebut juga dengan kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab..

b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.

Masyarakat Industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks, suatu tanda  bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu
Contoh-contohnya : tukang sepeda, tukang sandal, tukang bubur, dsb

4. Hubungan antara Individu keluarga dan masyarakat
  • makna Individu
“Individu” berasal dari kata latin. “Individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

Raga
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
Ras
 merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio
atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Rukun atau pergaulan hidup
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat
  • makna keluarga
Dukungan, Ketenangan dan Keamanan

Keluarga adalah unit pertama dan utama yang mampu memberikan dukungan dan rasa ketenangan, dan keamanan yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Penting bagi manusia untuk merasa didukung, dihargai, dihormati. Pada saat yang sama, penting bagi manusia untuk mendapatkan ketenangan dan perasaan aman. Bukan hanya pada anak-anak, namun juga bagi orang dewasa. Keluarga menyediakan semua dukungan, ketenangan dan keamanan bagi penghuninya.


Penerimaan, Cinta dan Pengertian

Di dalam keluarga, kita diterima, mendapatkan cinta dan dimengerti. Salah satu persoalan besar manusia --menurut Erich Fromm---adalah keterasingan. Manusia akan tersisksa apabila masuk dalam penjara keterasingan, dimana ia merasa tidak diterima, tidak dicintai dan tidak dimengerti. Keluarga mengeluarkan manusia dari jebakan alienasi seperti itu.

Pusat Keberadaan dan Tempat Kembali  

Anda sering ditanya oleh teman, "Kamu di rumah apa tidak?" Karena rumah adalah pusat keberadaan manusia. Rumah juga menjadi tempat kembali bagi manusia. Sejauh apa pun anda melangkah, setinggi apapun anda terbang, selama apapun anda bepergian, anda pasti ingin pulang. Dan pulang itu adalah ke rumah, dimana keluarga anda berkumpul di dalamnya.

Pembentukan Nilai dan Karakter

Nilai-nilai dan karakter, pertama kali ditanamkan dan dibentuk dalam keluarga. Sejak anak dalam kandungan, sudah mendapatkan asupan nilai-nilai dari orangtuanya. Setelah lahir, anak akan mendapatkan pembiasaan dan nilai-nilai untuk menjadi pegangan mereka dalam kehidupan. Karakter anak, dibentuk dari dalam rumah, dari keluarga masing-masing. Bukan dimulai dari sekolah atau madrasah, tapi dimulai dari rumah.

Pengasuhan, Pendidikan dan Masa Depan Anak

Dimana anak mendapatkan pengasuhan, pendidikan dan sekaligus masa depan? Sudah pasti di keluarga. Sekian banyak anak yang hidup di jalanan, tidak ada yang mengasuh serta mendidik mereka. 
Tidak ada pula yang menghantarkan mereka menuju masa depan. Mereka berjuang sendirian dengan penuh rintangan dan kerasnya kehidupan. Berbeda dengan apabila mereka memiliki keluarga yang mengasuh, mendidik dan menghantarkan mereka menuju masa depan gemilang.

Membantu Pengambilan Keputusan

Ada sangat banyak hal yang harus diputuskan dalam kehidupan. Sekolah dimana, kuliah dimana, bekerja dimana, menikah dengan siapa, tinggal dimana, itu semua adalah keputusan penting. 
Kita memerlukan pertimbangan dan kemantapan dalam pengambilan keputusan penting hidup kita. Keluarga adalah unit yang membantu kita dalam mengambil keputusan. Kadang harus melewati perdebatan dan perbedan, namun justru itu yang menguji keyakinan dan kemantapan dalam mengambil keputusan.

Membentuk Harga Diri

Konsep ego dan harga diri, dibentuk dalam keluarga. Posisi-posisi dalam keluarga adalah unsur pembentuk ego dan harga diri seseorang. Misalnya seorang lelaki, setelah menikah ia adalah kepala keluarga, ia adalah suami dan ayah, ia juga anggota masyarakat yang diakui keberadaannya karena mewakili eksistensi satu keluarga. 

Demikian pula seorang perempuan, setelah menikah, ia adalah ibu rumah tangga, ia adalah istri dan ibu, sekaligus warga masyarakat. Inilah faktor pembentuk ego dan harga diri yang penting bagi manusia.

Memberikan Identitas

Apabila anda ditanya, "Siapa kamu, darimana kamu berasal, dimana kamu tinggal, apa posisi kamu?" Apa jawaban anda? Tentu sangat banyak cara menjawab. Salah satunya adalah jawaban yang terkait dengan keluarga. Misalnya, "Saya seorang ibu rumah tangga. Saya kepala rumah tangga. Saya anak pak Fulan dan bu Fulanah", dan lain sebagainya. Seseorang memiliki identitas yang jelas, karena memiliki keluarga.

Merayakan Kebahagiaan

Untuk siapa capaian prestasi anda? Dengan siapa anda merayakan keberhasilan? Apa yang menjadi motivasi anda dalam meraih puncak prestasi? Pastinya adalah keluarga. Saat anda melakukan selebrasi, hal pertama yang anda ingat dan anda ajak adalah keluarga. Baru sahabat, baru tetangga dan kerabat. Semua kebahagiaan anda, ada di dalam keluarga.

Meringankan Kedukaan

Semua manusia memiliki faktor kerentanan. Tidak ada manusia ingin mengalami kedukaan, namun saat harus mengalami dan merasakannya, keluarga akan mereduksi semua kedukaan itu. 
Sangat berat bagi kita untuk menanggung kedukaan seorang diri. Tanpa keluarga, kita tidak memiliki tempat untuk membagi beban kedukaan. Betapa happy diri kita, saat ada pihak yang bersedia menampung kedukaan kita. Itulah keluarga.


  • makna masyarakat 
Ada dua pendapat tentang pengertian Masyarakat yaitu;

1.menurut Drs. JBAF Mayor Polak menyebutkan masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial yang terdiri atas banyak sekali kolektiva serta kelompok , dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok yang lebih baik atau Subkelompok.

2. Prof. M.M Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan dari pada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia

Jadi secara garis besar masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,norma-norma,adat istiadat yang sama-samaditaati dalam lingkungannya.

Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu terdiri antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah,antara kakek dan cucu, antara kaum laki-laki dan kaum wanita larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.

Menilik kenyataan dilapangan. Suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa , dan bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.

5. hubungan antara individu, keluarga dan masysakat
A. Individu
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan – kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.

B. Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat orang – orang tua (jompo).

1)Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi apabila tidak ada pengaturan seksual. Misalnya anak tidak mempunyai ayah yang sah, atau ayah yang salah, maka kewajiban – kewajiban itu menjadi kacau atau tidak dijalankan, atua bertentangan dengan kewjaiban – kewajiban yang telah ditetapkan.
William J. Goode (1983) telah menyusun jenis – jenis penyimpangan sosial pengaturan seksual menurut tingkat ketidaksetujuan sosial atau menurut ketidaksetujuan sosial atau menurut ketidakseimbangan dalam struktur sosial. Jenis – jenis penyimpangan adalah :
  • Hidup bersama atas dasar suka sama suka (“Kumpul Kebo”).
  • Pergundikan.
  • Hubungan seorang bangsawan dengan gundiknya (zaman pra industri masyarakat Barat) atau raja dengan selir.
  • Melahirkan anak pada masa tunangan.
  • Perzinahan, sang lelaki sudah menikah.
  • Kehidupan bersama seorang yang bertarak (celibat, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau dengan yang tidak bertarak.
  • Perzinahan, sang wanita sudah menikah.
  • Przinaha, kedua – duanya sudah menikah.
  • Kehidupan bersama seorang wanita kasta tingi dengan lelaki kasta rendah.
  • Incest (hubungan seksual dalam satu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan.
  • Incest, bapak dengan anak perempuan
  • Incest, ibu dengan anak laki – laki.
2) Reproduksi
Berkembangnya teknologi kedokteran, selain memberikan dampak positif bagi program keluarga berencana, dapat pula menimbulkan masalah terpisahnya kepuasan seksual dengan pembiakan. Kehadiran anggota baru dapat dipandang sebagai penunjang atau malapetaka, bagi masyarakat tani dapat dikatakan menunjang, terutama dalam penyediaan tenaga kerja.

3) Sosialisasi
Manusia sebagai makhluk dalam evolusinya lebih bergantung kepada kebudayaan, dan bukan kepada naluri atau insting.

4) Pemeliharaan
Masa kehamilan yang cukup panjang disertai masa kritis dan tugas menyusui berlarut – larut, membuat ibu yang sedang hamil perlu perlindungan dan pemeliharaan.

5) Penempatan Anak di dalam Masyarakat
Jangan menentukan penempatan sosial seorang anak, pengaturan wewenang membantu menentukan kewajiban peranan orang – orang dewasa terhadap sang anak. Anak merupakan simbol berbagai macam hubungan peran yang penting di antara orang – orang dewasa.

6) Pemuas Kebutuhan Perseorangan
Hubungan suami – istri dibentuk oleh jaringan teman – teman dan anak di tempat mereka hidup, tetapi teman tidak dapat menggantikan kepuasan hubungan suami – istri dengan anaknya.

7) Kontrol Sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisasi, yaitu bagi setiap individu pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntutan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.

C. Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Para ahli seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai – nilai, norma – norma, cara – cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berintaraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan – ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superioritas”, merasakan sebagai sesuatu yang lebih tingi nilainya daripada jumlah bagian – bagiannya. Sesuatu yang “kokoh-kuat”, suatu perwujudan pribadi bukan di dalam, melainkan luar, bahkan di atas kita.

D. Interaksional Antar Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Adanya aspek organis-jasmaniah, psikis-rohaniah, dan sosial kebersamaan yang melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodratnya ialah untuk hidup bersama manusia lain. Pada hewan, kolektivitas bersifat naluriah, pada manusia, di samping rohaniah juga karena nalar, menimbulkan kesadaran membagi peranan dalam hidup berkelompok sehingga perjuangan hidup menjadi ringan. Menurut Durkheim kebersamaannya dapat dinilai sebagai “mekanistis”, merupakan solidaritas “organis”, yaitu atas dasar saling mengatur. Selain kepentingan individual, diperlukan suatu tata hidup yang mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan bersama. Perangkat tatanan kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian berkembang menjadi apa yang disebut “pranata” sosial” atau abstraksi yang lebih tinggi lai, dinamakan “kelembagaan” atau “institusi”.
Individu barulah individu apabila pola perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Kekhasan atau penyimpangan dari pola perilaku kolektif menjadikannya individu, menurut relasi dengan lingkungan sosialnya yang bersifat majemuk serta simultan. Dari individu dituntut kemampuan untuk membawa dirinya secara konsisten, tanpa kehilangan identitas nilai etisnya. Relevan dengan relasi – relasi sesaat antara dirinya dengan berbagai perubahan lingkungan sosialnya. Satuan – satuan lingkungan sosial yang melingkari individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat, dan nasion. Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan mempunyai “karakteristik” yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan proses – proses yang berlangsung di dalam dirinya. Posisi, peranan dan tingkah lakunya diharapkan sesuai dengan tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu.

a. Hubungan Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi. Di sini muncul istilah – istilah Ego, Id, dan Superego serta dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja), dan sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian yang disebut “Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut), Ego atau “aku”, dan superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temprorer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya seksual atau libido. Ego bertugas melaksanakan dorongan - dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dan Superego. Egod alam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle.
Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai – nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu ada semacam pertentangan antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari id dan larangan dari superego, maka individu akan mengalami konflik batin yang terus menerus. Untuk itu perlu kanalisasi melalui mekanisme pertahanan. Demikian psikoanalisa sebagai teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856 – 1939), sarjana berkebangsaan Jerman.

b. Hubungan Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu, ayah, dan kakak – adik. Dengan orang tua, dengan saudara – saudara kandung, terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.

c. Hubungan Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makor. Aspek teritorium kurang ditekankan. Namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobo yang lebih besar. Kedua aspek itu munjuk kepada derajat integrasi masyarakat karena keteraturan esensial dan hdup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari pranat, status, dan peranan individu. Variabel – variabel tersebut dipakai dalam mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat menurut persepsi makro.
Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
Hubungan individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai indikator tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan masyarakat dari status tersebut.


6. Urbanisasi
  • pengertian urbanisasi

Apa itu urbanisasi ?? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau kota kecil ke kota besar. Orang yang melalukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota. Kota - kota di indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Semarang. Proses urbanisasi dapat mencakup dua aspek, yaitu berubahnya masyarakat desa  menjadi masyarakat kota dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Terjadinya urbanisasi membawa dampak positif dan negatif, baik dari desa yang di tinggalkan maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut : a. meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota b. mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan di kota c. bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk d. mengurangi jumlah pengangguran di desa. Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut :

sumber:

  • proses terjadinya urbanisasi
> Daya tarik ekonomi
> Daya tarik sosial
> Daya tarik pendidikan
> Daya tarik budaya


> Daya Tarik Ekonomi

Orang berharap akan mendapat pekerjaan di kota sehingga akan mendapat uang. Bagi banyak orang, ini adalah suatu keharusan, karena di desanya tidak ada lagi mata pencaharian atau tidak ada kesempatan untuk mencari uang.

> Daya Tarik Sosial

Suatu hal berhubungan dengan usaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan adalah keinginan untuk meningkatkan status sosial. Pergi mencari kerja ke kota akan memperoleh pekerjaan yang dapat mengangkat posisi sosial seseorang seperti semula petani kemudian bekerja sebagai pegawai negeri.

> Daya Tarik Pendidikan

Di daerah perkotaan tersedia berbagai fasilitas pendidikan yang lebih baik daripada di pedesaan. Orang tua yang mengharapkan anaknya untuk naik status sosialnya ke yang lebih tinggi akan cenderung mengirimkan anaknya untuk sekolah di kota dan memperoleh pekerjaan di kota pula.

> Daya Tarik Budaya dan Hiburan

Selama ini, kota memang merupakan daya tarik sebagai pusat kesenangan dan hiburan serta sebagai tempat untuk mencari pengalaman baru dan mengikuti pola hidup modern. Kehidupan kota seringkali dilihat sebagai kehidupan modern sementara kehidupan desa dilihat sebagai kehidupan yang terbelakang atau tradisional.

Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
Faktor pendorong merupakan keadaan-keadaan tertentu di desa yang mendorong penduduk desa harus meninggalkan desa menuju ke kota.

1. Kemiskinan

Di antara faktor pendorong terjadinya urbanisasi, faktor kemiskinan di desa-desa sering menjadi pendorong utamanya. Penyebab kemiskinan itu bisa bermacam-macam, misalnya cepatnya pertambahan penduduk yang tak seimbang dengan percepatan pertambahan persediaan tanah pertanian baru, adanya mekanisasi pertanian, dan terdesaknya pengrajin rumahan yang di desa oleh produk industri modern.

2. Kurangnya Fasilitas

Selain itu juga akibat kurangnya fasilitas untuk hidup, minimnya pendidikan yang tersedia di desa, dan makin menyempitnya peluang berusaha di desa. Hal itu mendorong orang untuk meninggalkan desanya dan mencari kesempatan serta kenikmatan hidup yang lebih baik di kota-kota besar.

Proses urbanisasi tidak selamanya memiliki pengaruh positif terhadap kehidupan daerah perkotaan. Seringkali urbanisasi mengakibatkan muncul permasalahan permasalahan sosial yang baru di perkotaan. Di antara permasalahan itu yang cukup besar dan sulit dipecahkan adalah masalah pertumbuhan sektor informal dan pertumbuhan daerah pemukiman kumuh (slum). Pertumbuhan sektor informal merupakan gejala yang tidak diharapkan sebelumnya.


 
Hal itu merupakan efek sampingan dari proses urbanisasi. Pada umumnya pertumbuhan sektor informal terjadi karena sektor industri dan jasa tidak mampu menampung membanjirnya arus urbanisasi dari desa. Selain itu, pertumbuhan sektor informal juga disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan teknik tenaga kerja dari desa. Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan mendorong mereka untuk membuka usaha baru di sektor informal atau sektor pedagang kaki lima.

Pertumbuhan daerah perkampungan kumuh merupakan gejala umum yang dapat ditemui di setiap kota besar. Urbanisasi secara ideal adalah apabila meningkatnya jumlah penduduk yang pindah ke kota disertai dengan meningkatnya berbagai sarana dan fasilitas hidup di kota. Demikian pula urbanisasi dikatakan ideal apabila para pendatang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup kota sehingga tidak menimbulkan problem kesenjangan budaya antara desa dan kota. Akan tetapi, dalam kenyataannya urbanisasi berjalan begitu cepat sehingga ada kekurangan fasilitas di perkotaan.

Pembangunan perumahan tidak dapat menampung kaum pendatang. Hal itu juga terjadi dalam pembangunan fasilitas-fasilitas umum, misalnya pemeliharaan kesehatan, pengajaran, dan pengaturan sumber air minum. Akibat ketidakmampuan kota tersebut maka lahirlah perkampungan kumuh di banyak tempat di daerah perkotaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur Navigasi

 Struktur Navigasi Pengertian Struktur Navigasi Struktur navigasi adalah struktur atau alur dari suatu program atau bisa disebut rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda dan dapat membantu mengorganisasikan seluruh elemen pembuatan Website.   berikut struktur navigasi dan juga kelompok kita yang beranggotakan sebagai berikut : Agyl Sheva Nurakhmanda 50419305 Andi Perdana 50419726 Apri Sandricha 50419955 Dimas Pramudhito 51419826 Fajri Rahmatul Hidayah 52419206 Kukuh Sandi Metino 53419343 Muhammad Iqbal 54419234 Nendi Adri Pratama 54419752 Ridho Risqullah 53419343

Konsep Dasar Dan Pengamanan Terhadap Data

Konsep dasar dari komunikasi dan apa yang dihasilkan dari proses komunikasi itu sendiri Baik secara konsep dasarnya komunikasi adalah yang mana suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari pihak kepada pihak lain. Yang mana pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan ataupun verbal yang mana dapat dimengerti oleh lawan bicaranya atau kedua belah pihak. Apa saja aspek-aspek keamanan komputer dan bentuk dasar dari security atack ·          Privacy Yang mana privacy sendiri berisifat rahasia(private). Intinya mencegah agar informasi yang di miliki tidak diakses oleh pihak yang tidak berhak memiliki. ·          Confidentiality Data yang diberikan kepada pihak lain untuk tujua tertentu akan tetapi dari segi keamanannya tetap dijaga oleh yang mendapatkan informasi tersebut ·          Integrity Sebuah informasi yang tidak boleh di ubah sed...